Saham Moderna dan BioNTech Meroket, Sederet Miliarder Ini Tambah Tajir
Naiknya beberapa saham perusahaan pembikin vaksin Covid-19, sudah membuat banyak sekali gelombang miliarder baru. Perkembangan cepat itu juga memunculkan banyak sekali pertanyaan mengenai keuntungan wabah di tengah-tengah pemulihan yang makin tidak sama dengan.
Karena kenaikan nilai saham dari BioNTech, perusahaan bioteknologi Jerman yang berpartner dengan Pfizer dalam produksi vaksinnya, kekayaan Pendiri sekalian CEO perusahaan itu, Ugur Sahin, naik USD 4 miliar.
Sekarang ini, Ugur Sahin sudah jadi orang paling kaya ke-451 di dunia, menurut Index Miliarder Bloomberg, dengan kekayaan bersih sebesar USD 5,5 miliar, seperti merilis CNBC, Sabtu (12/12/2020)
Ke-2 investor awalnya dari BioNTech sendiri memperoleh keuntungan yang jauh semakin besar kembali. Ke-2 bersaudara, Thomas dan Andreas Strungmann sudah sukses menambah USD 8 miliar ke kantong mereka, di mana kekayaan bersih semasing diestimasi jadi USD 12,7 miiar.
Ketimpangan Wabah
Berlangsungnya ketimpangan di antara beberapa pendiri perusahan pembikin vaksin dengan masih jumlahnya warga Amerika yang menanggung derita sebab pengangguran dan permasalahan kesehatan, memetik banyak sekali kritikan dari bermacam faksi.
"Sesungguhnya tidak ada yang menyesalkan beberapa perusahaan obat ini memperoleh keuntungan lumrah dari produksi vaksin mereka," tutur Chuck Collins, seorang direktur dari Program on Inequality and the Common Good, sekalian penulis buku Billionaire Bonanza 2020.
"Tapi kenyataannya sebagian orang memperoleh keuntungan USD miliaran, sesaat banyak karyawan yang menaruhkan nyawa, kesehatan dan mata pencarian mereka, menghancurkan rasa kebersamaan dalam megar beban musim dingin yang menyakitkan ini," terang ia.
ketahui langkah mudah untuk menang slot Kecuali BioNTech, Moderna, satu perusahaan pembikin obat berbasiskan di Massachussets yang menghasilkan vaksin, disampaikan alami kenaikan pangsa lebih dari 8x lipat tahun ini dan sudah cetak minimal tiga miliarder baru.
CEO dari Moderna, Stephane Bancel, sudah mendapatkan tambahan kekayaan sebesar USD 4,8 miliar tahun ini, dan mencatat kekayaan bersih USD 5,3 miliar.
Team Springer, seorang professor biologi di Harvard, yang sudah melakukan investasi sebesar USD 5 juta pada Moderna pada tahun 2010, disampaikan sudah mendapatkan USD 2 miliar dari kebangunan perusahaan itu. Kecuali Team Springer, Profesor MIT, Robert Langer mengantongi keuntungan lebih dari USD 1,5 miliar dari Moderna sendiri.
Meskipun memperoleh beberapa keuntungan sebab produksi vaksin, Springer mengatakan ke Forbes jika dianya masih memakai sepedanya untuk bekerja tiap hari di Cambridge, Massachusetts, dan jalani kehidupan yang simpel.
Dianya mengatakan jika beberapa dari kekayaannya dibagi ke satu instansi nirlaba baru yang pelajari pengetahuan protein untuk menolong membuat anti-bodi baru.
"Saya orang yang menyukai bercocok tanam dan mengoleksi batu, saya tak perlu uang sekitar itu," tutur Springer ke Forbes.
Wabah Covid-19 membuat beberapa pelaku bisnis dunia tersuruk. Tetapi, hal mengagetkan tiba dari sejumlah besar orang paling kaya atau miliarder asal Amerika Serikat (AS). Mereka nampaknya kebal pada corona Covid-19 dengan menyaksikan bila kekayaannya malah naik di keadaan susah ini.
Riset terkini dari Chuck Collins di Institute for Kebijakan Studies, seperti merilis Forbes, Minggu (29/11/2020), malah memperlihatkan beberapa miliarder AS kantongi kekayaan tambahan sampai USD 1 triliun (Rp 14.074 triliun), naik lebih dari 34 % semenjak Maret tahun ini.
Benar-benar mengejutkan sebab keadaan itu tidak ada waktu berlangsung musibah ekonomi awalnya, seperti kritis keuangan di 2008.
Saat itu, beberapa orang paling kaya dunia atau miliarder yang masuk ke Forbes 400 memerlukan nyaris 3 tahun untuk tutup rugi mereka dari imbas Krisis Luar biasa itu.
Penemuan terkini itu menyorot kekayaan seputar 650 orang paling kaya asal Paman Sam pada masa di antara 18 Maret dan 24 November 2020.
Hasilnya, dari 650 miliarder dalam perincian, 29 terdaftar sanggup melipatgandakan kekayaan mereka. Saat itu, ada 36 miliarder, di mana 47 adalah pendatang baru dan 11 keluar dari daftar sebab alami penurunan keuangan atau wafat.
Beberapa miliarder yang hartanya makin bertambah, seperti Jeff Bezos. Orang paling kaya nomor satu dunia ini mendapatkan peningkatan kekayaan sebesar USD 70 miliar (Rp 985 trilin). Keseluruhan, kekayaan Bos Amazon ini naik sekarang capai USD 182,4 miliar. sama dengan Rp 2.567 triliun.
Selanjutnya milirder CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk jadi yang paling berkilau. Ia memperoleh kenaikan kekayaan secara meteorik. Sepanjang masa di atas, kekayaannya naik 413 %, naik dari USD 24,6 miliar jadi USD 126,2 miliar.
Menurut riset, miliarder AS saat ini mempunyai kekayaan nyaris USD 4 triliun, seputar 3,5 % dari seluruh kekayaan masyarakat individu di negara itu.
Sesaat kekayaan miliarder saat ini 2x lipat jumlah kekayaan yang dipunyai oleh 50 % kombinasi rumah tangga terikuth AS, yang banyaknya seputar 160 juta orang.
Federasi Reserve memprediksi jika jumlah kekayaan individu di AS sekarang ini capai USD 112 triliun. Dari jumlah itu, 1 % paling atas mempunyai USD 34,23 triliun, persentil 90-99 paling atas mempunyai USD 43,09 triliun, persentil 50-90 mempunyai USD 32,65 triliun dan 50 % terikuth cuman mempunyai USD 2,08 triliun.